Letak geografis Kecamatan Gunungpuyuh berada pada posisi 6° 49¹ – 7°49¹ Lintang Selatan dan 106° 45¹ – 106°50¹ Bujur Timur. Berada di bagian selatan kaki Gunung Gede dengan kemiringan 0° – 3° dibagian selatan dan 3° – 8° dibagian utara, pada ketinggian antara 550 m – 750 m diatas permukaan laut, dengan kondisi struktur tanah yang tidak merata.
Secara geografis Kecamatan Gunungpuyuh terletak diantara pusat pertumbuhan kawasan bisnis Kota Sukabumi karena sebagian wilayahnya terbentang di jalur lintasan Jakarta, jalur perbatasan Kabupaten sebagai pintu gerbang sebelah barat Kota Sukabumi. Jarak dari Ibu Kota Sukabumi 2,60 km, cukup dekatnya jarak ke ibukota membuat pergerarakan pertumbuhan penduduk sangat cepat terbukti dengan berkembangnya perumahan, perkembangan pendidikan dan perekonomian.
Luas wilayah Kecamatan Gunungpuyuh 11 % dari luas Kota Sukabumi yaitu ±549,570 Ha dan merupakan wilayah kedua terkecil setelah Kecamatan Citamiang, terdiri dari 4 (empat) Kelurahan, 52 RW dan 217 RT dengan batas administrasi wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Parungseah Kabupaten Sukabumi;
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Benteng Kecamatan Warudoyong;
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Selabatu Kecamatan Cikole;
- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sukaresmi Kecamatan Cisaat.
Secara topografi Kecamatan Gunungpuyuh dengan luas 549,57 Ha merupakan dataran tinggi, yang menurut penggunaannya yaitu untuk lahan pertanian sebesar 102,46 Ha, dan sisanya merupakan tanah kering 394,45 Ha, lain-lain 15,14 Ha, Fenomena yang terjadi di daerah perkotaan adalah adanya perubahan fungsi lahan pertanian ke penggunaan lain sebagai akibat dari banyaknya pembangunan lahan perumahan, sarana pendidikan dan sebagian untuk lahan industri sehingga berdampak pada penyempitan luas tanah pertanian khususnya persawahan.
Letak Kecamatan Gunungpuyuh yang strategis merupakan lahan yang paling diminati para investor untuk pengembangan kawasan perumahan, pendidikan dan kawasan bisnis karena didukung oleh sarana infrastruktur yang cukup menunjang dan menjadi jalur lintas provinsi yaitu jalan Bhayangkara dan KH Ahmad Sanusi, secara ekonomis ini sangat menguntungkan karena dapat meningkatkan taraf perekomian masyarakat baik dari sektor jasa, perdagangan maupun sektor lainnya, namun harus diimbangi dengan penyediaan sarana perumahan, penyediaan air bersih dan penataan lingkungan serta infrastruktur lainnya. Selain itu dengan adanya para migran berdampak pada munculnya permasalahan baru baik dibidang kesehatan, lingkungan, penambahan jumlah penduduk maupun yang lainnya.